Selasa, 24 Januari 2012

Ø Terkait Desa Terisolir



Pemkab Mesuji  Kurang Memperhatikan Kehidupan Nelayan Kuala Mesuji
 
Mesuji Sidak Post,Kuala mesuji Merupakan Kampung tua sejak tahun 1942 sudah ada perkampungan diatas air yang merupakan pembatas antara Provinsi Sumatera Selatan dengan Provinsi Lampung, warga Kuala Mesuji yang tepatnya di suku 5 Kampung sungai sidang Kecamatan Rawa Jitu Utara Kabupeten Mesuji, yang terdiri dari 3 Rukun Tetangga (RT) 458 Kepala Keluarga  (KK) yang mata pencahariannya adalah sebagai nelayan.

Kuala Mesuji yang Hanya Bisa ditempuh dengan transportasi lewat air yang jaraknya kurang lebih 1,5 jam perjalanan dari kampung induk (Sungai Sidang) keresahan warga yang tempat tinggalnya diatas air dengan tiang rumah kayu nibung yang semakin tidak ada lagi, untuk merenovasi rumah tua yang sudah puluhan tahun.
habisnya kayu-kayu nibung ini akibat atas berdirinya PT. DIPASENA CITRA DERMAGA (DCD) yang menduduki wilayah hukum Adat Marga Mesuji dan wilayah hukum adat marga Aji.

Batas Mesuji (Marga Mesuji) dengan Menggala (Marga Aji/Megow pak) adalah sungai mesuji Lunik, dengan berdirinya DCD itu warga semakin tersudut kehidupanya.
 saat dikonfirmasi wartawan  Sidak Post,  Rusli MD selaku Kepala Adat Kuala Sidang sungai Mesuji mengatakan " Kami sangat mengaharapkan kepada Pemerintah Daerah atas terbentuknya Kabupaten Mesuji agar kiranya bisa mengangkat harkat dan martabat kami dari berbagai sektor, salah satu yang sangat penting masalah sengketa lahan setelah diklaim oleh PT DIPASENA CITRA DERMAGA (DCD) dan PT ARUNA WIJAYA SAKTI (AWS) dengan dasar surat Tembusan yang disampaikan oleh Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang pada tanggal 15 november 1999 tentang peninjauan kembali Areal Izin Lokasi PT DCD yang dituntut  oleh masyarakat Desa Teladas, sungai Sidang, Gedung Aji mereka menuntut ganti rugi dan menuntut agar dapat dimanfaatkan / mengusahakan lahan yang belum diusahakan / digunakan oleh PT DCD, yang sampai saat ini belum ada penyelesaiannya. " ungkapnya......

Masyarakat kuala Mesuji jga Sangat mengeluh terhadap tingginya harga sembako yang tidak sesuai dengan nilai penghasilan nelayan warga kuala mesuji, contoh harga udang Rp 15.000, Ikan Rp. 5.000,- sedangkan harga BBM dikuala Mesuji jenis solar Rp. 8.000, Bensin Rp. 7.500,- dan sembako lainya. jadi masyarakat untuk meningkatkan taraf hidupnya sangat susah sekali.... salah seorang nelayan warga kuala mesuji yang enggan disebutkan namanya mengatakan " kami sangat mengharapkan kepada Pemerintah kabupaten Mesuji dalam Hal ini Dinas terkait agar memperhatikan kami agar kami bisa hidup layak seperti masyarakat pada umumnya dan perlu pembinaan untuk memasarkan hasil tangkapan supaya harga yang sesuai dengan kebutuhan hidup sehari-hari, dan kami juga sangat membutuhkan sarana air bersih untuk dikonsumsi sebagai air minum, yang selama ini kami mengkonsumsi air hujan, dan kami tahu bahwa air hujan tidak baik untuk dikonsumsi..." terangnya.
(sudar/suki

Tidak ada komentar:

Posting Komentar